8 Hal Remeh yang Harus Diamati Demi Tahu Karakter Asli Pasangan yang Kamu Cintai


Dalam proses pacaran kebanyakan dari kamu merasa sudah mengenal baik karakter orang yang mendampingi selama ini. Dia yang setiap hari berangkat ke kampus atau ke kantor bersama, teman makan malam setia, dia yang jadi tempat berbagi semua cerita. Tapi benarkah kamu sudah mengenal dia hingga ke lapis karakter aslinya?
Selama ini tanpa sadar banyak dari kita terjebak pada proses pacaran salut gula — pacaran yang hanya memperlihatkan sisi manis saja. Karakter asli pacarmu tidak diamati sebagaimana mestinya, yang berujung kaget saat kelak membangun masa depan bersama.
Pertanyaannya bagaimana sih cara mengetahui karakter asli pacar walau kalian belum serumah dan tidur bersama? 8 hal remeh ini bisa kamu perhatikan baik-baik untuk mengetahui watak aslinya.

1. Amati perlakuannya pada tukang parkir dan pelayan di warung makanan langganan. Jika pada mereka dia bisa menghormati — tandanya dia pribadi yang bisa menjaga hati

Ketika kalian berkesempatan untuk makan berdua di kedai, warung atau restoran gak ada salahnya kalau kamu mendengar dengan seksama bagaimana caranya bicara dengan pelayan yang mencatat pesanan kalian. Apakah dia menyelipkan kata “tolong” dan “makasih”? Bagaimana dengan intonasinya, apakah diucapkan dengan sopan atau kasar? Perhatikan tingkah pacar kamu memperlakukan orang lain, lalu kamu akan mendapat gambaran bagaimana sifat aslinya.
Tanpa sadar kita cenderung memperlakukan orang yang melayani kita secara kurang sopan. Padahal mereka yang bekerja sebagai pelayan, penjaga pintu atau juru parkir juga berhak mendapat perlakuan setara layaknya kamu memperlakukan orang yang kamu hormati.

2. Cermati perilakunya di tengah kawan sepermainan. Berbeda jauhkah dengan perilaku yang ditampakkan di depanmu? Jika iya, berarti kamu belum 100% mengenal orang yang kamu cintai itu

Lingkungan yang berbeda memang membuat seseorang mengeluarkan kelakuan berbeda pula. Namun jika yang dia praktekkan adalah perubuhan drastis antara kencan berdua dengan hang out bareng teman-temannya, udah sewajarnya kalau kamu bertanya “siapa dia sebenarnya?”
Pembawaanya yang tenang dengan tutur kata yang manis saat berdua denganmu, tiba-tiba berubah saat kumpul dengan gengnya. Kamu seakan menyaksikan orang lain mengenakan topeng berwajah pacarmu. Tapi sebelum kamu berpikir lebih jauh, coba tanyakan pada dirimu kapan sebenarnya dia mengenakan topeng. Saat bersama kamu atau saat bersama teman-temannya?

3. Lihat bagaimana dia menghadapi pertikaian dalam keluarga. Saat dia bisa sabar dan menjaga diksi bahasa, berbahagialah karena pacarmu punya bakat untuk menghargai mertua

Mungkin kamu bakal merasa sangat sial dan serba gak enakan kalau gak sengaja lihat pacarmu beragumen dengan orang tua, saudara dan keluarganya dengan bahasa yang buruk. Suasana yang panas seperti itu tentunya gak nyaman buat kamu, hingga kamu mereasa ingin segera cabut dari kediamannya.
Namun sesungguhnya itu adalah keuntungan yang tersembunyi, karena dari kejadian tersebut kamu bisa tahu bagaimana caranya memperlakukan keluarga, orang yang seharunya dia sayang dan hormati. Kekurangajarannya akan membuat kamu berpikir ,
“Jika sama orang tuanya sendiri aja begitu, gimana kalau sama orang tuaku, ya?”


4. Jangan langsung percaya atas kata-kata menyakitkan yang disampaikan atas dalih kejujuran. Bukankah cinta itu seharusnya membuat seseorang berusaha menjaga perasaan?

Cewek : Aku langsing, gak?
Cowok : Gak sama sekali.
Cewek : Tapi aku kan udah diet 3 minggu…
Cowok : Kamu pengen aku bohongin kamu?
Sungguh tega, jika pacar kamu gak bisa memilih momen dan situasi yang tepat untuk berkata jujur. Dalam hubungan kadang jujur-jujur amat itu gak diperlukan, apalagi kalau itu menyangkut perasaan pasangan. Apalah gunanya jujur jika hanya membuat hatimu terkoyak? Mungkin kamu gak akan merasakannya langsung, tapi itu menciptakan trauma untuk gak lagi menanyakan pendapatnya. Kalau “aku cuma pengen berkata jujur” hanya dijadikan kedok untuk menyakiti perasaanmu, maka kamu punya pacar yang gak sensitif.

5. Lihat bagaimana dia memperlakukan teman lama setelah dapat kenalan baru. Jika teman lama langsung dilupakan maka loyalitasnya patut diragukan

Pacar kamu terobsesi untuk menambah kenalan baru, namun gak pernah niat untuk menjalin pertemanan. Sebab jauh di dalam hati dia sadar dia gak punya loyalitas buat menjalin persahabatan. Setiap 3 bulan dia selalu bergaul dengan lingkaran yang berbeda dan berganti lagi 3 bulan kemudian, entah itu bergaul kolega kantor maupun anggota komunitas pecinta bla bla bla. Lalu apa kabarnya teman lama? Gak disingkirkan, cuma gak pernah diajak nongkrong lagi aja. Kalau teman aja bisa dilupakn dengan mudah, maka kamu patut mempertanyakan loyalitasnya.

6. Ketika ragam emosi orang lain tidak membuatnya tergerak — kamu patut bertanya pada diri sendiri:“Sungguhkah dia peduli?”

Cewek : Kamu nangis? Cowok kok nangis?
Cowok : Lah, aku kan sedih.
Cewek : Sedih?
Pacarmu bisa saja mengaku sebagai manusia, tapi kegagalannya mengenali beragam emosi dan perasaan yang keluar dari dalam hati manusia membuat kamu terus bertanya apakah dia humanoid berkulit manusia? Dia seakan lupa pada kenyataan bahwa ada yang namanya perasaan gembira, sedih, tersinggung, semangat, takut dan macam-macam bentuk emosi yang sudah sewajarnya dirasakan manusia.
Tapi sedihnya perasaan-perasaan tersebut malah membuatnya jijik, “Kenapa sih itu orang excited banget?!” atau“Gitu aja ngambek…”. Dia jadi gak nyaman sendiri, dan orang lain pun pasti gak nyaman bersamanya.
Jika sudah begini kamu patut meluangkan waktu untuk bertanya, “Pedulikah dia pada perasaanmu? Atau kamu juga dianggap sebagai angin lalu?”

7. Kalau kamu mau tahu tingkat kedewasaannya, lihat baik-baik gayanya dalam berdiskusi. Mau mendengar masukan lawan bicara, atau justru kekanakan dan mau menang sendiri?

Ketika pacar kamu cenderung menjatuhkan karakter lawan bicaranya. Pacar yang gak dewasa cenderung menyerang lawan bicara, bukan membedah topik yang mereka bicarakan lebih dalam. Dia gak menerima dan gak habis pikir kenapa lawan bicaranya gak setuju dengan pandangan yang ia kemukakan. Padahal solusinya mudah, kita harus menghormati pendapat orang dan gak semestinya menjejalkan pemikiran pribadi ke otak orang lain.
Gak jarang debat kusir ini berujung pada, “Ah, percuma ngomong sama lo!”.

8. Ingat-ingat lagi: pernahkah dia menjelekkan mantannya di depanmu? Kalau pernah, jangan kaget jika kelak dia melakukan hal yang sama padamu

Bergosip adalah kebiasaan yang bisa dilakukan berulang-ulang jika penyebabnya juga terulang. Contohnya, kalau doi bergosip soal mantannya karena mereka udah putus. Maka jangan heran jikalau nantinya kalian udah putus, kebiasaan bergosipnya kembali nongol. Gosipin siapa? Ya, kamulah, mantan teranyar.
Harapannya sih, gak ada satu pun sifat jelek di atas yang nyangkut sama pacar kamu. Mudah-mudahan dia emang aslinya sopan, dewasa, setia sama kawan, dan setia sama kamu.

source : hipwee

Share this:

JOIN CONVERSATION

    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment